Archive for January 2018

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT DUNIA

Lahirnya Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat

Cerita tentang Kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh mitologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita Mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik. Hegeia, seorang asistenya yang juga istrinya juga telah melakukan upaya kesehatan. Bedanya antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah:

  1. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang.
  2. Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, seperti mengindari makanan/minuman yang beracun, makan makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, anatara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan/pembedahan.
Dari kedua tokoh itulah akhirnya muncul dan berkembang 2 ilmu kesehatan yang berbeda, meskipun saling melengkapi:
  • Dari tokoh Asclepius berkembang ilmu kedokteran (pengobatan dan pemulihan atau  kuratif dan rehabilitatif)
  • Dari tokoh Hegiea berkembang ilmu kesehatan masyarakat (pencegahan dan peningkatan atau preventif dan promotif )
Kedokteran Vs Kesehatan Masyarakat
  • Kedokteran:
–        Klien : Pasien (orang sakit)
–        Pendekatan : individual
–        Tujuan : penyembuhan/pemulihan
–        Tenaga : dokter dan perawat (Medis dan Paramedis)
  • Kesehatan Masyarakat:
–        Klien : Masyarakat (orang sehat)
–        Pendekatan : multidisiplin
–        Tujuan : masyarakat terhindar dari penyakit, dan meningkat kesehatannya
–        Tenaga : kesmas, sanitarian, perawat kesmas, Bidan di Desa,Kader Kesehatan, dsb.


Perkembangan Kesehatan Masyarakat
  • Periode sebelum  ilmu pengetahuan (Zaman Romawi dan Yunani serta Zaman pertengahan)
Pada periode ini masyarakat belum terlalu memahami arti pentingnya kesehatan dalam kehidupannya dalam sehari-hari, ini ditandai dengan adanya peraturan tertulis yang mengatur pembuangan limbah kotoran yang tujuan awalnya tidak untuk kesehatan tetapi karena limbah menimbulkan bau tidak sedap. Namun lama-lama mereka makin menyadari pentingnya kesehatan masyarakat setelah timbulnya berbagai macam penyakit menular menyerang sebagian penduduk dan menjadi epidemi bahkan telah menjadi endemi. Contohnya kolera namun upaya pemecahan masalah secara menyeluruh belum dilakukan.
  • Periode ilmu pengetahuan (Abad 18-19 dan Abad ke 20)
Periode ini masalah penyakit merupakan masalah yang komplek, sehingga jika pada periode sebelum ilmu pengetahuan belum ditemukan pemecahan masalah, pada periode ini mulai ditemukann penyebab-penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah, ini dibuktikan Lous Pasteur menemukan vaksin pencegah cacar. Josep Lister menemukan asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi. Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah pun mulai digalakkan. Ini dibukatikan dengan telah dikembangkannya pendidikan tenaga kesehatan profesional oleh seorang pedagang wiski dari baltimor Amerika dengan berdirinya universitas serta pemerintah Amerika membentuk departemen kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk, juga perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.


Kesehatan Masyarakat Sebelum Ilmu Pengetahuan

  • Zaman Romawi dan Yunani kuno (BC), diketemukan dokomen tertulis yang mengindikasikan:
  1. Adanya upaya penanggulangan penyakit
  2. Adanya peraturan tertulis tentang pemukiman, pembuangan air limbah dan sistem drainase, air minum, pembuangan tinja, dsb, walaupun bukan kerena alasan kesehatan, melainkan untuk estetika.
  3. Adanya keharusan dari pemerintah kerajaan untuk peninjauanan warung-warung minuman (public bar), rumah makan, dsb.
  • Zaman Pertengahan (Abad  ke 1-7):
Beberapa penyakit menular mulai menyerang penduduk dunia (typhus, kolera, pes, dsb).
  • Zaman pertengahan (abad 8-18):
  1. Tahun 1340 terjadi wabah pes paling dahyat di Cina, India dan Mesir. Tercatat 13.000.000 orang meninggal karena wabah pes, dan 60.000.000 orang meninggal untuk seluruh dunia. Sehingga masa itu disebut “the black death”.
  2. Sementara itu wabah kolera, typhus dan disentri masih berlangsung sampai abad ke 18.
  3. Upaya upaya penaggulangan penyakit menular secara menyeluruh dan sistematis hampir dikatakan belum ada.
Kesehatan Masyarakat Periode Ilmu Pengetahuan

Abad bangkitnya ilmu pengetahuan dimulai pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19, termasuk ilmu kesehatan (kedokteran dan kesehatan masyarakat). Apabila sebelumnya masalah kesehatan, utamanya penyakit hanya dilihat sebagi fenomena biologis, kemudian bergeser kefenomena sosial yang kompleks. Apabila sebelumnya pendekatan terhadap masalah kesehatan hanya dari satu segi (sektor) saja, kemudian bergeser kependekatan yang multisektoral.

Ditemukannya vaksin pencegah cacar oleh Louis Pasteur,  asam karbol (asam karbol ) untuk sterilisasi ruang operasi oleh Joseph Lister, dan eter sebagai anestesi oleh Wiliam Marton. Tahun 1832 terjadi epidemi kolera di Inggris, terutama didaerah perkotaan. Kemudian Edwin Chardwich seorang ilmuwan sosial melakukan penyelidikan. Hasil penyelidikannya menyimpulkan bahwa penyebab  wabah kolera ini adalah karena sanitasi lingungan penduduk kota yang sangat buruk, pekerja perkotaan yang upahnya sangat rendah, gizi masyarakat rendah.

Hasil penyelidikan Chardwich ini dianalisis dan disajikan dengan baik dan sahih. Berdasarkan laporan Charwich ini akhirnya Parlemen Inggris mengeluarkan UU yang mengatur tentang sanitasi lingkungan, sanitasi tempat kerja (pabrik), sanitasi tempat umum, dsb.

Tahun 1848, Jons Simon diangkat sebagai menteri untuk menangani kesehatan penduduk (masyrakat). Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, di Inggris dan negara-negara Eropa lainnya,dan Amerika mulai dibuka pendidikan bagi tenaga-tenaga kesehatan untuk kesehatan masyarakat (publik).

Pada tahun 1894 John Hopkins seorang pedagang wiski mempelopori mendirikan Universitas, yang didalamnya terdapat program studi kedokteran dan  “public health”. Pada tahun 1855 pemerintah Amerika membentuk Kementerian Kesehatan yang pertama kali, yang didalamnya terdapat bagian yang menangani kesehatan masyarakat (publik).

Tahun 1872 dibentuk asosiasi dari para akademisi dan praktisi Kesehatan Masyarakat, yang disebut “American Public Health Association”.

Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia


Abad Ke-16
Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Tahun 1807
Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih.
Tahun 1888
Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925
Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
Tahun 1927
STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Tahun 1930
Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan.
Tahun 1935
Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
Tahun 1951
Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr. Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan       sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.

Tahun 1952
Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan
Tahun 1956
Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.

Tahun 1967
Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.

Tahun 1968
Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.

Tahun 1969
Sistem Puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.

Tahun 1979
Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.

Tahun 1984
Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi).

awal tahun 1990-an
Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.



Batasan Kesehatan Masyarakat
  • Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan seni untuk mencegah penyakit dan memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui “usaha-usaha pengorganisasian masyarakat” guna:
  1. Perbaikan lingkungan
  2. Pembrantasan penyakit menular
  3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
  4. Pengorganisasian pelayanan kesehatan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan
  5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memlihara kesehatannya 
Public Health is an organized community effort for:
  1. Protection
  2. Promotion maintenance, and
  3. Restoration of the of population (JM.Last, 1979)
Public Health is the organized global and local effort to promote and protect the health of population and to reduce health inequalities.

Deklarasi Alma Ata (Kesmas Abad 20)
  • Pada tanggal 6-12 September 1978 di Alma Ata (dulu USSR) diadakan konferensi “joint” konferensi antara WHO dan UNICEF yang dihadiri oleh 140 negara.
  • Konferensi itu mengahasilkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam deklarasi Alma Ata tentang “Primary Health Care” dalam pencapaian “Health for all by the year 2000.”
  • Semua negara, termasuk Indonesia menyepakati dalam rangka mencapai kesehatan untuk semua (kesuma tahun 2000) harus melaksanakan pelayanan kesehatan pimer (primary helth care).
Primary Health Care (Tonggak Sejarah Kesmas Abad 20), elemen:
  • Pemeliharaan kesehatan
  • Pencegahan penyakit
  • Diagnosis dan pengobatan
  • Rehabilitasi (pemulihan)
  • Pelayanan tindak lanjut
  • Pemberian sertifikasi
Tujuan dan sifat pelayanan:
  • Acceptable (diteriama oleh masyarakat)
  • Accessible  (terjangkau oleh masyarakat)
  • Demanded (dibutuhkan masyarakat)
  • Efektif dan efisien
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia Setelah Kemerdekaan

1. Konsep Bekasi
  • Tahun 1951 oleh dr. Leimena dan sdr.Patah diperkenalkan Konsep Bandung, intinya pelayanan kuratif (pengobatan) tak ada artinya tanpa preventif (pencegahan). Pengobtan dan pencegahan harus dilakukan bersama-sama.
  • Tahun 1956 Dr. Sulianti Saroso merintis “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan sekali gus tempat pelatihan pelayanan kesehatan terpadu (kesehatan masyarakat) di Indonesia.
  • Tahun 1957 dikembangkan 8 wilayah pengembangan kesehatan masyarakat, sebagai penerapan Konsep Bekasi.
 2. Dana Sehat Dan Pos Obat: Akar Kesehatan Masyarakat 
  • Tahun 1960 an di Jawa Tengah, khususnya di Solo dan Banjarnegara telah tumbuh kegiatan-kegiatan kesehatan  berbasis masyarakat : Dana Sehat, Pos Obat Desa, Arisan rumah sehat, jamban keluarga, dsb.
  • Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan.
  • Dari kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat tersebut muncullah istilah “Kader Kesehatan” sebaga tenaga inti dari pelayanan kesehatan yang bermotto “dari, oleh, dan untuk masyarakat”
 3. PUSKESMAS

  • Tahun 1968 Ditetapkan Puskesmas sebagai sistem pelayanan kesehatan terpadu (preventif dan kuratif), mengacu pada Konsep Bandung dan Bekasi.
  • Mula-mula Puskesmas hanya meyelenggarakan 5 pelayanan dasar, yakni:
·         Pengobatan (BP)
·         Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Brencana
·         Sanitasi lingkungan
·         Penyuluhan kesehatan
·         Pemberantasan penyakit menular
Tetapi akhirnya berkembang menjadi 7, 12, dan sampai sekarang telah menjadi 21 pelayanan

4. PUSLING DAN PUSTU
  • Untuk meluaskan jangkauan Puskesmas dibentuklah: Pusling  (Puskesmas Keliling) dan Pustu (Puskesmas Pembantu)
  • Balkesmas (Balai Kesehatan Masyarakat) adalah Puskesmas yang diselenggarakan oleh Swasta.
  • Untuk penilaian kerja Puskesmas digunakan standar yang dikenal “stratifikasi”
        Strata I : Puskesmas dengan prestasi sangat baik
        Strata II : Puskesmas dengan prestasi rata-rata
        Strata III: Puskesmas dengan prestasi dibawah rata-rata

Pelayanan Posyandu terdiri dari 5 (meja)
        Meja 1 : Pendaftaran
        Meja 2 : Penimbangan
        Meja 3 : Pengisian KMS
        Meja 4 : Penyuluhan, termasuk PMT
        Meja 5 : imunisasi, pemeriksaan,dsb oleh tenaga medis/para medis.

PKMD DAN PRIMARY HEALTH CARE (PHC)
  • Sebagai komitmen Indonesia terhadap deklarasi Alma Ata, maka PKMD dinyatakan sebagi bentuk operasional PHC  di Indonesia dalam rangka mencapai “helth for all by the year 2000”
  • Tahun 1982 ditetapkan SKN (Sistem Kesehatan Nasional) merupakan suatu sisten dari supra system pembangunan Nasional.
  • PKMD adalah merupkan salah satu bentuk pelayanan kesehatan masyarakat yang diselenggarakan oleh  masyarakat  dan dibina oleh petugas kesehatan.



5. PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
  • Tahun 1976 PKMD ditetapkan sebagai pendekatan yang strategis untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan.
  • Tahun 1977 ditingkatkan, bukan hanya dikembangkan dipedesaan, tetapi juga di perktaan, maka muncul istilah PKMD perkotaan.
  • Sasaran utama PKMD adalah agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera
6. POSYANDU
  • Tahun 1984 Dibentuk Pos Pelayanan Terpadu  (Posyandu) sebagai perpanjangan tangan Puskesmas.
  • Posyandu adalah perpaduan pelayanan kesehatan yang diselenggrakan oleh petugas kesehatan dan masyarakat (kader)
 7. Desa Siaga (2007/2008)
  • Adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri
  • Desa disini dapat diartikan sebagai Kelurahan atau Nagari atau kesatuan masyarakat hukum/administrasi pemerintahan.
Institusi Pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat
  1. Tahun 1965 didirikan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.
  2. Tahun 1982-1987 dirintis adanya program studi Kesehatan di Fakultas Kedokteran: USU, UNDIP, UNAIR, dan Unhas
  3. Tahun 1988-1990 berdiri FKM di USU, UNDIP, UNAIR, dan Unhas
  4. Sekarang sudah lebih dari 50 FKM atau Prodi IKM di seluruh Indonesia, baik negeri maupun swasta.

KESEHATAN MENTAL

Pengetian Kesehatan Mental
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.
Penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja.
Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental dan berikut ini adalah tiga jenis kondisi yang paling umum terjadi.
*Stres
Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental.
Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, memicu depresi.
Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.
Berikut ini adalah contoh dampak stres terhadap perilaku seseorang:
  • Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan orang lain.
  • Enggan makan atau makan secara berlebihan.
  • Marah-marah, dan terkadang kemaharan itu sulit dikendalikan.
  • Menjadi perokok atau merokok secara berlebihan.
  • Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.
Berikut ini adalah masalah kesehatan yang dapat timbul akibat stres:
  • Gangguan tidur
  • Lelah
  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Nyeri dada
  • Nyeri atau tegang pada otot
  • Penurunan gairah seksual
  • Obesitas
  • Hipertensi
  • Diabetes
  • Gangguan jantung
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres, sebagian di antaranya adalah masalah keuangan, hubungan sosial, atau tuntutan di dalam pekerjaan. Untuk mengatasi stres, kunci utamanya adalah mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusinya.
Penanggulangan stres juga bisa dilakukan dengan mengaplikasikan nasihat-nasihat yang disarankan dalam manajemen stres yang baik, seperti:
  • Belajar menerima suatu masalah yang sulit diatasi atau hal-hal yang tidak dapat diubah.
  • Selalu berpikir positif dan memandang bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup ada hikmahnya.
  • Meminta saran dari orang terpercaya untuk mengatasi masalah yang sedang dialami.
  • Belajar mengendalikan diri dan selalu aktif dalam mencari solusi.
  • Melakukan aktivitas fisik, meditasi, atau teknik relaksasi guna meredakan ketegangan emosi dan menjernihkan pikiran.
  • Melakukan hal-hal baru yang menantang dan lain dari biasanya guna meningkatkan rasa percaya diri.
  • Menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai.
  • Melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu orang lain. Cara ini dapat membuat seseorang lebih tabah dalam menghadapi masalah, terutama jika bisa membantu seseorang yang memiliki masalah lebih berat dari yang dialaminya.
  • Menghindari cara-cara negatif untuk meredakan stres, misalnya merokok, mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, atau menggunakan narkoba.
  • Bekerja dengan mengedepankan kualitas bukan kuantitas, agar manajemen waktu lebih baik dan hidup juga lebih seimbang.

*Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-harinya.
Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul pada tiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan sulit merasa rileks dari waktu ke waktu.
Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala psikologis lain yang bisa muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya rasa percaya diri, menjadi mudah marah, stres, sulit berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.
Sementara itu, gejala fisik yang mungkin menyertai masalah gangguan kecemasan antara lain:
  • Sulit tidur
  • Badan gemetar
  • Mengeluarkan keringat secara berlebihan
  • Otot menjadi tegang
  • Jantung berdebar
  • Sesak napas
  • Lelah
  • Sakit perut atau kepala
  • Pusing
  • Mulut terasa kering
  • Kesemutan
Meski penyebab gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti, beberapa faktor diduga dapat memicu munculnya kondisi tersebut. Di antaranya adalah trauma akibat intimidasi, pelecehan, dan kekerasan di lingkungan luar ataupun keluarga.
Faktor risiko lainnya adalah stres berkepanjangan, gen yang diwariskan dari orang tua, dan ketidakseimbangan hormon serotonin dan noradrenalin di dalam otak yang berfungsi mengendalikan suasana hati. Gangguan kecemasan juga dapat dipicu oleh penyalahgunaan minuman keras dan obat-obatan terlarang.
Sebenarnya, gangguan kecemasan dapat diatasi tanpa bantuan dokter melalui beberapa cara, seperti mengonsumsi makanan bergizi tinggi, cukup tidur, mengurangi asupan kafein, minuman beralkohol, atau zat penenang lainnya, tidak merokok, berola raga secara rutin, dan melakukan metode relaksasi sederhana, seperti yoga atau meditasi.
Jika pengobatan mandiri tidak memberikan perubahan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Penanganan dari dokter biasanya meliputi pemberian obat-obatan antiansietas serta terapi kognitif.

*Depresi

Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara berperilaku penderitanya. Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri.
Berikut ini adalah beberapa gejala psikologi seseorang yang mengalami depresi:
  • Kehilangan ketertarikan atau motivasi untuk melakukan sesuatu.
  • Terus-menerus merasa sedih, bahkan terus-menerus menangis.
  • Merasa sangat bersalah dan khawatir berlebihan.
  • Tidak dapat menikmati hidup karena kehilangan rasa percaya diri.
  • Sulit membuat keputusan dan mudah tersinggung.
  • Tidak acuh terhadap orang lain.
  • Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Berikut ini adalah dampak depresi terhadap kesehatan fisik yang mungkin dapat terjadi:
  • Gangguan tidur dan badan terasa lemah.
  • Berbicara atau bergerak menjadi lebih lambat.
  • Perubahan siklus menstruasi pada wanita.
  • Libido turun dan muncul sembelit.
  • Nafsu makan turun atau meningkat secara drastis.
  • Merasakan sakit atau nyeri tanpa sebab.
Ada beragam hal yang dapat memicu terjadinya depresi, mulai dari peristiwa dalam hidup yang menimbulkan stres, kehilangan orang yang dicintai, merasa kesepian, hingga memiliki kepribadian yang rapuh terhadap depresi.
Selain itu, depresi yang dialami seseorang juga bisa disebabkan oleh penderitaan akibat penyakit parah dan berkepanjangan, seperti kanker dan gangguan jantung, cedera parah di kepala, efek dari konsumsi minuman beralkohol berlebihan dan obat-obatan terlarang, hingga akibat faktor genetik dalam keluarga.
Dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter jika merasakan gejala-gejala depresi selama lebih dari dua minggu dan tidak kunjung mereda.  Apalagi jika gejala depresi tersebut sampai mengganggu proses pendidikan, pekerjaan, dan hubungan sosial,
Penanganan depresi oleh dokter akan disesuaikan dengan tingkat keparahan depresi yang diderita masing-masing pasien. Bentuk penanganan bisa berupa terapi konsultasi, pemberian obat-obatan antidepresi, atau kombinasi keduanya.

- Copyright © WELCOME TO MY BLOG - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -